olNGIb4NkK5r2x7x4oG3GpEzizVpnY6KNCck9cym

MAKALAH MENGENAI PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME




MAKALAH MENGENAI PRASANGKA, DESKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME
UNIVERITAS GUNADARMA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Disusun oleh :
NAMA : AFZAL ARIFIANSYAH
NPM : 50417252
KELAS : 1IA13

PROGRAM STUDI :
TEKNIK INFORMATIKA
ILMU SOSIAL DASAR #
2017




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul “Prasangka, Deskriminasi dan Etnosentrisme sebagai penghambat pembangunan nasional”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan untuk menuju kesempurnaan makalah ini.
Terimakasih bagi anda yang telah membaca makalah ini, dan mohon maaf jika dalam penulisan ini ada kata-kata yang salah. Dengan makalah yang sudah dibuat anda diharapkan jika ada yang salah kami mohon kritik dan sarannya.

            Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu


Jakarta, 29 Desember 2017
            Hormat kami
       
         Afzal Arifiansyah




DAFTAR ISI
                                                                                                                                     Hal
COVER......................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................. vii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2  Rumusan masalah.......................................................................................... 2
1.3  Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Prasangka ..................................................................................... 3
2.2  Pengertian Deskriminasi................................................................................. 3
2.3  Pengertian Etnosentrisme............................................................................... 3
2.4  Penyebab  timbulnya Prasangka dan Deskriminasi ........................................... 3
2.5  Upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi....... 3
BAB III. PENUTUP
3.1  Kesimpulan................................................................................................... 5
3.2  Saran............................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.

1.2 Rumusan masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang :

1.      Apa pengertian dari Prasangka ?
2.      Apa pengertian dari Deskriminasi ?
3.      Apa pengertian dari Etnosentrisme ?
4.      Apa penyebab timbulnya Prasangka dan Deskriminasi ?
5.      Bagaimana Upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

1.3 Tujuan

Sebagai generasi muda harus bijak dalam menyikapi sikap prasangka, diskriminasi, dan etnosentrisme ini. Dengan memperbanyak pemikiran positif dan memperbanyak berbuat dari pada berbicara untuk mengkritik orang lain. Pergaulan yang baik dan luas juga di perlukan untuk mengubah sudut pandang para pemuda.




BAB I
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Prasangka

Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “suudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Contoh kasus khusnudzon :
Muslim dan muslimah yang husnuzan atau berbaik sangka terhadap diri sendiri tentu akan berprilaku terpuji terhadap dirinya sendiri, seperti: andi percaya diri yakni yakin dengan kemampuan dirinya, sehingga berani mengeluarkan pendapat dan berani pula melakukan suatu tindakan, budi gigih dalam mencapai apa yang dinginkan dengan berkeras hati, tabah dan rajin, dan cindy mampu berinisiatif yang positif dalam bidang yang ditekuninya dan sesuai dengan keahliannya.

2.2 Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.
Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:
1.   Diskriminasi langsung : terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
2.   Diskriminasi tidak langsung : terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan

Contoh Kasus Diskriminasi
Seorang anak pengusaha kaya serba di “anak emaskan” di sekolahnya dan serba di dahulukan ketimbang anak seorang yang biasa biasa saja.

2.3 Pengertian dari Etnosentris

Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan  mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai, dipandang  sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya. 
Terdapat 2 ( dua ) Etnosentrisme sebagai berikut :
Ø  Etnosentrisme Fleksibel
             Seseorang yang memiliki etnosentrisme ini dapat belajar cara-cara meletakkan etnosentrisme dan persepsi mereka secara tepat dan bereaksi terhadap suatu realitas didasarkan pada cara pandang budaya mereka serta menafsirkan perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Ø  Etnosentrisme Infleksibel
            Etnosentrisme ini dicirikan dengan ketidakmampuan untuk keluar dari perspektif yang dimiliki atau hanya bisa memahami sesuatu berdasarkan perspektif yang dimiliki dan tidak mampu memahami perilaku orang lain berdasarkan latar belakang budayanya.
Contoh Etnosentrisme di Indonesia :
Kebiasaan menggunakan koteka bagi masyarakat papua pedalaman. Apabila dipandang dari sudut masyarakat yang bukan warga papua pedalaman, menggunakan koteka mungkin hal yang sangat memalukan. Namun bagi warga pedalaman papua, menggunakan koteka dianggap sebagai kewajaran, bahkan dianggap sebagai kebanggaan tersendiri.
Contoh lain Etnosentrisme yang ada di Indonesia yaitu perilaku carok di masyarakat Madura. Carok adalah upaya pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki jika merasa harga dirinya terusik. Sepintas, perilaku tersebut dianggap brutal dan tidak masuk akal untuk menyelesaikan sebuah masalah bagi kelompok lain. Namun bagi masyarakat madura konsep harga diri adalah konsep yang sakral dan harus dijunjung tinggi oleh masyarakat.
2.4 Penyebab timbulnya Prasangka dan Deskriminasi
a)    Latar belakang sejarah
       Orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif  terhadap orang negro. Orang kulit putih beranggapan bahwa orang negro adalah budak dan orang berkulit putih adalah Tuan rajanya.
b)      Perkembangan sosio, kultural, dan situasional
     Sifat prasangka akan muncul dan berkembang apabila terjadi kesenjangan sosial kepada masyarakat sekitar.
c)       Bersumber dari  faktor kepribadian
       Keadaan frustasi dari orang ataupun kelompok sosial tertentu dapat menimbulkan tingkah laku yang cukup agresif. Tipe prasangka lebih dominan disebabkan karena sikap orang itu tersendiri
d)      Perbedaan  keyakinan, kepercayaan dan agama
         Prasangka diatas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.

2.5 Upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi

a.      Perbaikan kondisi sosial ekonomi

      Pemerataan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antar si kaya dan si miskin. Melalui program-program pembangunan yang mantap tang didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program KCK (kredit candak kulak), KMKP (kredit modal kerja permanen), dan dalam sektor pertanian dengan intensifikasi khusus (Insus), proyek perkebunan inti rakyat (PIR), juga proyek tebu rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian. Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.

b.      Perluasan kesempatan belajar

       Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara konsisten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap.

c.       Sikap terbuka dan lapang dada

     Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhi dari dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap tersebut  akn mucul sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia. Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.




BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Prasangka tidak selalu besifat negative. Prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme tidak akan terjadi jika kita selalu besifat positif, terbuka dan lapang dada dalam menerima pendapat/ masukan yang wajar dari orang lain. sebagai contoh adalah tragedi 1998 dimana semua etnis tionghoa diburu dan dihakmi oleh masa. Pada tragedi tersebut banyak sekali pelanggaran yang terjadi, banyaknya diskriminasi dan etnosentris yang terjadi pada konflik tersebut. 
Perlunya sikap yang benar dan tidak mudahnya berprasangka buruk terhadap orang lain sejatinya diperlukan untuk mencegah suatu kesalah pahaman terjadi. Indonesia sebagai negara demokrasi sejatinya sudah harus terlepas dari prasangka, diskriminasi dan etnosentris pada setiap masyarakatnya. Karena sejatinya dinegara ini tidak memandang dan membeda-bedakan sesorang dari ras, agama, suku, dan lainnya, setiap orang memiliki hak yang sama di dalam negara ini.

Saran

Sebagai generasi muda harus bijak dalam menyikapi sikap prasangka, diskriminasi, dan etnosentrisme ini. Dengan memperbanyak pemikiran positif dan memperbanyak berbuat dari pada berbicara untuk mengkritik orang lain. Pergaulan yang baik dan luas juga di perlukan untuk mengubah sudut pandang para pemuda.


DAFTAR PUSTAKA

Related Posts

Posting Komentar